Hati-Hati, Hati Anda Dibajak: Kejahatan Siber dalam Medis

Studi ini menunjukkan bahwa alat pacu jantung canggih yang sudah digunakan oleh banyak orang memiliki kelemahan keamanan yang serius. Kelemahan keamanan ini dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk membahayakan keselamatan jiwa pasien.

Hati-Hati, Hati Anda Dibajak: Kejahatan Siber dalam Medis
Hati-Hati, Hati Anda Dibajak: Kejahatan Siber dalam Medis

Kejahatan siber tidak lagi hanya soal pencurian data atau kerugian finansial. Dengan digitalisasi di dunia medis, bahayanya telah mencapai tingkat yang baru – keselamatan jiwa. Studi kasus yang menggemparkan muncul ketika peneliti keamanan siber menemukan celah pada alat pacu jantung yang telah menjadi penopang hidup bagi lebih dari setengah juta pengguna. Kelemahan ini bukan hanya bocoran data, melainkan pintu bagi peretas untuk memanipulasi perangkat medis kritis dari kejauhan.

Peretas dapat memprogram ulang alat pacu jantung untuk mengubah pengaturannya, seperti frekuensi denyut jantung, atau bahkan mematikannya sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan kematian pasien. Peretas dapat memerintahkan alat pacu jantung untuk mengirim kejutan listrik ke jantung. Kejutan listrik yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jantung, bahkan kematian.

Studi ini menunjukkan bahwa alat pacu jantung canggih yang sudah digunakan oleh banyak orang memiliki kelemahan keamanan yang serius. Kelemahan keamanan ini dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk membahayakan keselamatan jiwa pasien.

    Studi Kasus: Kelemahan dalam Alat Pacu Jantung
    Penemuan ini menciptakan potensi risiko bagi pengguna pacu jantung. Melalui koneksi nirkabel, peretas bisa mengubah pengaturan perangkat, mematikan fungsinya, atau dalam kasus terburuk, memerintahkan perangkat untuk mengirim kejutan listrik yang fatal. Dalam sebuah simulasi, peneliti berhasil mengirimkan kejutan listrik sekuat 137,7 volt, sebuah tindakan yang bisa berakibat fatal jika dilakukan terhadap seorang pasien.

    Dampak kejahatan siber terhadap kesehatan dan keselamatan jiwa dapat sangat serius. Berikut adalah beberapa contoh kasus kejahatan siber di dunia medis yang telah terjadi:

    • Pada tahun 2017, sebuah serangan siber terhadap sistem komputer rumah sakit di Amerika Serikat menyebabkan pemadaman listrik di rumah sakit tersebut. Pemadaman listrik ini menyebabkan gangguan pelayanan medis, termasuk operasi dan perawatan pasien.

    • Pada tahun 2018, sebuah serangan siber terhadap sistem komputer rumah sakit di Inggris menyebabkan bocornya data pribadi pasien, termasuk data medis sensitif.

    • Pada tahun 2019, sebuah serangan siber terhadap sistem komputer rumah sakit di Jerman menyebabkan kematian seorang pasien.

    Analisis Keamanan Siber dalam Dunia Medis
    Kesalahan pada desain keamanan dari alat medis ini menunjukkan celah yang lebih besar dalam ekosistem kesehatan. Perangkat medis cerdas, yang kini semakin terhubung melalui Internet of Medical Things (IoMT), menjadi target menarik bagi penjahat siber. Faktor-faktor berikut ini berkontribusi terhadap kerentanan sistem medis:

    • Kekurangan Enkripsi: Komunikasi nirkabel tanpa enkripsi yang kuat antara perangkat dan controller eksternal.
    • Default Passwords: Penggunaan kata sandi default atau yang mudah ditebak pada perangkat medis.
    • Software yang Usang: Penggunaan sistem operasi atau software yang tidak lagi menerima patch keamanan.

    Dampak Keselamatan Jiwa
    Ketika alat medis vital seperti pacu jantung dapat dikendalikan dari kejauhan, kita berhadapan dengan risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seorang peretas bisa bertindak sebagai algojo hanya dengan beberapa klik. Ini memunculkan pertanyaan serius tentang bagaimana kita melindungi pasien dari ancaman tidak terlihat yang memiliki dampak langsung terhadap kesehatan dan keselamatan mereka.

    Pelajaran yang Dapat Diambil
    Kasus ini mengajarkan beberapa pelajaran penting:

    • Pentingnya Keamanan dari Desain: Keamanan harus menjadi prioritas utama saat mendesain produk medis.
    • Pembaruan Berkala: Perangkat medis harus menerima pembaruan keamanan secara berkala untuk menanggapi ancaman siber yang baru muncul.
    • Kerjasama Antara Industri Medis dan Keamanan Siber: Harus ada sinergi antara para ahli medis dan keamanan siber untuk memastikan bahwa produk tidak hanya fokus pada kinerja medis tetapi juga pada keamanan pasien.
    • Kesadaran Pengguna: Pasien dan praktisi kesehatan harus diinformasikan tentang potensi risiko dan cara melindungi diri mereka sendiri.

    Implementasi Langkah Keamanan
    Sebagai respons terhadap temuan tersebut, institusi kesehatan harus:

    • Melakukan Audit Keamanan: Menilai dan memperkuat sistem keamanan untuk semua perangkat medis terkoneksi.
    • Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kesadaran siber kepada staf medis dan pasien tentang risiko dan pencegahannya.
    • Kebijakan Keamanan: Menerapkan kebijakan keamanan yang ketat untuk mengontrol akses ke perangkat medis dan data pasien.

    Kesimpulannya, dunia medis harus mengambil peran aktif dalam mengamankan perangkat medis dan memastikan bahwa keamanan pasien tidak dikompromikan oleh ancaman siber. Ketika nyawa menjadi taruhan, penting untuk beroperasi dengan prinsip bahwa keamanan siber adalah bagian integral dari keamanan pasien.