Rahasia Produktivitas ala CEO Muslim 23 Tahun: Menjaga Keseimbangan Ibadah, Kerja, dan Kesehatan

Pernahkah Anda penasaran bagaimana seorang CEO muda yang sukses bisa mengelola tiga perusahaan sekaligus, sambil tetap memprioritaskan ibadah? Artikel ini mengajak Anda untuk memahami rutinitas harian yang terstruktur rapi, di mana produktivitas dan spiritualitas berjalan seiring.
Seorang CEO Muslim berusia 23 tahun berbagi tentang bagaimana ia menyusun jadwal hariannya, dimulai dari mengutamakan waktu shalat lima waktu sebagai pilar utamanya. Ia merancang setiap aktivitasnya dengan tujuan tidak hanya untuk meningkatkan kinerja, tetapi juga untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
1. Mengutamakan Shalat dan Istirahat Malam yang Cukup
Pentingnya mengatur hari berdasarkan waktu shalat, khususnya shalat Maghrib yang menjadi awal hari menurut kalender Islam, menjadi prinsip utama dalam hidupnya. Dengan memulai hari dari waktu Maghrib, ia dapat fokus pada rutinitas malamnya. Ia menerapkan “321 Rule”, yaitu:
-
3 jam sebelum tidur: Tidak makan berat untuk memastikan tubuh siap istirahat tanpa gangguan proses pencernaan.
-
2 jam sebelum tidur: Tidak minum, guna menghindari terbangun tengah malam.
-
1 jam sebelum tidur: Tidak ada layar atau perangkat elektronik, meminimalisir cahaya biru yang bisa mengganggu hormon tidur, melatonin.
Mengakhiri malamnya dengan aktivitas reflektif seperti membaca Al-Quran atau menulis catatan harian, CEO ini memastikan ia beristirahat dengan kualitas terbaik, mengumpulkan energi untuk produktivitas esok hari.
2. Fajar: Momen Penuh Berkah untuk Mengawali Hari
Setelah tidur nyenyak, pagi hari dimulai dengan shalat Subuh di masjid, yang memberikan kedamaian batin. Waktu ini juga dimanfaatkan untuk belajar dan menghafal Al-Quran. Di sinilah ia menyerap ilmu, menanamkan kedamaian, dan memulai harinya dengan berkah yang melimpah.
Sebagai seorang Muslim, ia percaya bahwa doa dan aktivitas di pagi hari membawa keberkahan, sejalan dengan doa Nabi Muhammad SAW untuk umatnya yang beraktivitas di waktu pagi.
3. Deep Work: Fokus Penuh pada Pekerjaan Utama
Rutinitas paginya dihabiskan dengan “deep work” atau pekerjaan mendalam tanpa gangguan. Pada fase ini, ia menghindari segala bentuk gangguan seperti ponsel atau notifikasi digital, dan fokus pada tugas-tugas terpenting dalam bisnisnya. Menurutnya, deep work memberikan hasil yang lebih maksimal dalam waktu lebih singkat dibandingkan bekerja tanpa arah dan gangguan.
Dalam sehari, ia menargetkan setidaknya 4 jam deep work, yang menjadi fondasi produktivitasnya sebagai pemimpin bisnis. Prinsip ini bisa diterapkan siapa saja yang ingin bekerja dengan efektif dan efisien, baik sebagai wirausahawan atau karyawan.
4. Makan Sehat dan Menjaga Kebugaran Tubuh
Berbeda dengan kebanyakan orang yang memulai hari dengan sarapan, CEO ini lebih memilih pola makan intermittent fasting. Sarapannya digabung dengan makan siang, yang sering disebut brunch, di mana ia mengonsumsi makanan bergizi seperti daging, sayuran, dan buah. Dengan menjaga pola makan sehat, tubuhnya tetap bugar dan siap menghadapi tantangan sehari-hari.
Ia juga menyisihkan waktu di siang hari untuk berolahraga, entah pergi ke gym, bermain sepak bola, atau sekadar berlari. Baginya, menjaga tubuh tetap bergerak adalah investasi untuk kesehatan jangka panjang, karena tubuh yang sehat mendukung produktivitas dan kestabilan emosional.
5. Waktu untuk Bersantai dan Keluarga
Setelah waktu Dhuhr, hari semakin longgar dengan waktu yang diisi kegiatan ringan, seperti brainstorming ide, meeting, atau aktivitas santai bersama keluarga. CEO ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi. Bahkan di tengah kesibukannya, ia selalu menyisakan waktu untuk bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, karena menurutnya, seorang pemimpin yang baik juga harus sehat secara mental dan emosional.
6. Kesimpulan: Rutinitas Produktif dan Berkah
Rutinitas harian seorang CEO Muslim ini bukan hanya soal kerja keras, tetapi soal menciptakan keseimbangan yang selaras antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Dengan memprioritaskan ibadah, menjaga kesehatan tubuh, dan fokus pada pekerjaan utama tanpa gangguan, ia berhasil mencapai produktivitas yang optimal setiap harinya.
Bagi Anda yang mungkin sedang berjuang mengelola waktu, rutinitas ini dapat menjadi inspirasi. Buatlah jadwal yang selaras dengan prioritas Anda, istirahat yang cukup, fokus pada tugas utama, dan jangan lupakan pentingnya waktu bersama keluarga. Semua itu akan memberi Anda ketenangan, kebahagiaan, dan tentu saja produktivitas yang lebih tinggi. Ingatlah, setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dan memberi manfaat yang lebih besar bagi diri dan lingkungan sekitar.
Tetap semangat dan teruslah berusaha menyeimbangkan pekerjaan, ibadah, dan kesehatan. Selamat memulai hari Anda dengan langkah yang penuh makna dan berkah!