Menyadari Siapa Kita: Renungan Tentang Kerendahan Hati dan Kebergantungan pada Allah SWT

Menyadari Siapa Kita: Renungan Tentang Kerendahan Hati dan Kebergantungan pada Allah SWT

Kadang kita merasa diri ini “seseorang” yang kuat, sukses, dan berkuasa. Kita berjalan dengan kebanggaan, seolah segalanya ada dalam kendali kita. Dalam ceramah yang sangat menyentuh, Mohamed Hoblos mengingatkan kita tentang satu hal penting: kita hanyalah manusia kecil yang bergantung sepenuhnya pada Allah. Artikel ini akan membawa kita kembali pada realitas—tentang bagaimana kita harus bersikap rendah hati dan sadar akan kebutuhan kita terhadap-Nya.

Kebesaran Allah dan Keterbatasan Kita

Hoblos mengawali dengan mengajak kita memahami siapa Allah—Sang Raja, Pencipta langit dan bumi. Semua yang ada di alam semesta ini bergerak dan tunduk di bawah kehendak-Nya. Sering kali kita merasa Allah membutuhkan ibadah kita, amal kita, bahkan harta kita. Padahal, Allah adalah Zat yang tidak membutuhkan apa pun. Setiap amal yang kita lakukan tidak menambah kebesaran-Nya, melainkan justru menunjukkan betapa kecilnya kita. Allah tidak bergantung pada kita—sebaliknya, kita yang sangat membutuhkan-Nya.

Jangan Terlalu Bangga: Semua yang Kita Miliki Adalah Pemberian

Sering kali, kita merasa bangga dengan apa yang kita punya. Pekerjaan, harta, kesehatan, hingga kemampuan yang kita anggap sebagai hasil jerih payah kita sendiri. Hoblos mengingatkan bahwa bahkan detak jantung kita pun terjadi atas izin Allah. Setiap napas yang kita ambil, setiap langkah yang kita buat, semuanya adalah anugerah yang diberikan-Nya. Jika kita terlalu sombong, perlu diingat bahwa semua yang kita banggakan bisa hilang dalam sekejap jika Allah menghendaki.

Tingkatkan Kesadaran akan Keberadaan Allah

Salah satu cara agar tetap rendah hati adalah dengan selalu ingat bahwa Allah mengawasi setiap langkah kita. Ketika kita sadar bahwa semua yang kita lakukan disaksikan oleh Allah, kita akan lebih bijak dalam bertindak dan berkata-kata. Hoblos mengingatkan bahwa dalam setiap kesempatan, kita harus berusaha untuk dekat dengan Allah, mengakui kelemahan kita, dan meminta petunjuk serta ampunan-Nya.

Bersyukur dalam Setiap Hal

Hoblos juga menekankan pentingnya bersyukur. Bayangkan jika kita kehilangan indra penglihatan, pendengaran, atau bahkan kemampuan untuk bernapas. Semua nikmat ini adalah pemberian yang tak ternilai dari Allah. Dengan bersyukur, kita menjadi lebih sadar bahwa setiap hal yang kita miliki adalah berkat dari-Nya. Rasa syukur ini akan membawa kita pada sikap rendah hati, menjauhkan diri dari sikap sombong yang merugikan.

Kesimpulan: Allah Tidak Membutuhkan Kita, Kita yang Membutuhkan Allah

Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk yang sangat kecil di hadapan Allah. Semua harta, prestasi, dan status sosial tidak berarti apa-apa tanpa ridha-Nya. Ceramah Mohamed Hoblos ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati, tidak sombong, dan tidak lupa bahwa kita ini hanya manusia yang lemah tanpa-Nya. Dengan rendah hati dan terus bersyukur, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan damai.

Penutup

Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh-Nya. Semoga kita selalu sadar bahwa kita membutuhkan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Rendah hatilah, dan jadikan kehidupan ini sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.