Hapus Ego, Bangun Kebaikan: Tanggung Jawab Kita Terhadap Generasi Muda dan Umat

Dunia saat ini semakin dipenuhi dengan kejahatan dan konflik yang merusak generasi muda dan masyarakat. Terlalu sering kita dengar berita pembunuhan atau perbuatan melawan hukum yang menjadi tren di kalangan anak muda. Bagaimana bisa kita sampai di titik ini? Mungkin salah satu jawabannya adalah karena kurangnya rasa tanggung jawab dan adanya budaya egoisme yang semakin merajalela.
Ketika Ego dan Keserakahan Mendominasi
Bayangkan generasi muda yang terperangkap dalam gaya hidup "gangster" atau "jahilia" yang dianggap keren. Mereka terseret oleh narasi yang salah tentang gengsi dan kekuasaan, yang dibentuk oleh Hollywood dan diperindah oleh budaya populer. Akibatnya, perilaku negatif seperti balas dendam, kekerasan, dan kriminalitas seakan memiliki tempat istimewa di masyarakat. Banyak yang merasa seolah-olah memiliki hak untuk bertindak sendiri, menghukum, atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain dengan alasan balas dendam pribadi, padahal tindakan ini justru menghancurkan keutuhan komunitas.
Syaitan, Strategi Kotor, dan Bahaya Justifikasi
Kita sering kali tidak menyadari betapa berbahayanya ketika syaitan menghiasi kejahatan dengan “kemuliaan” palsu. Mungkin awalnya mereka berkata, “Hanya menyerang orang kaya yang berbuat jahat,” tapi lama kelamaan batasan moral itu terkikis. Ini adalah permainan syaitan, mengarahkan kita dari satu dosa kecil ke dosa besar tanpa kita sadari. Begitu pula ketika umat Muslim membenarkan kejahatan dengan dalih agama. Banyak yang dengan enteng mengutip ayat, "nyawa dibalas nyawa," sebagai alasan untuk membunuh, tanpa memahami bahwa keputusan hukum harus ditetapkan oleh pengadilan syariah yang sah. Justifikasi seperti ini adalah salah satu bentuk paling parah dari kesesatan.
Tanggung Jawab Umat Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama
Kita sering kali mengeluhkan keadaan, menyalahkan pemuka agama atau masjid karena dianggap tidak cukup melakukan sesuatu. Padahal, masalah yang dihadapi umat adalah tanggung jawab kita bersama. Setiap individu memiliki peran dalam memperbaiki kondisi masyarakat. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa orang yang tidak peduli terhadap keadaan sesama Muslim bukan bagian dari umat. Ini bukan sekadar perkataan—ini adalah seruan untuk kita mengambil peran aktif.
Masing-masing dari kita, baik sebagai orang tua, tetangga, pemilik usaha, maupun teman, memiliki kesempatan untuk mempengaruhi anak muda dan mencegah mereka terjerumus. Bahkan sebagai tukang cukur yang memiliki 40 menit dengan pelanggan di kursi, kita bisa menyisipkan nasihat baik dan menanamkan nilai positif. Kebiasaan kecil seperti menyapa, menghargai, atau memberi nasihat yang baik bisa membangun mental yang kuat dan penuh tanggung jawab pada anak muda.
Memperkuat Generasi: Mulailah dengan Peduli
Generasi muda membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kita semua. Bayangkan jika setiap orang dewasa meluangkan waktu untuk mendengarkan dan memberi nasihat kepada remaja, mungkin kita akan melihat perubahan besar dalam perilaku mereka. Terlalu banyak dari kita yang mengabaikan peran ini, bersembunyi di balik kesibukan pribadi. Jika setiap orang dewasa mengambil sedikit tanggung jawab untuk mendidik generasi muda, tidak ada remaja yang akan merasa sendiri dan mencari pelarian dalam jalan yang salah.
Jangan Sekadar Mengeluh, Bertindaklah!
Tidak cukup hanya menjadi saksi atau mengeluh melihat generasi yang semakin rusak. Setiap dari kita harus bertanya, apa yang bisa kita lakukan? Jika kita punya kemampuan berbicara, maka bicaralah yang baik. Jika kita punya kesempatan untuk mendidik, maka jadilah pendidik yang baik. Jika kita bisa menjadi contoh yang baik, maka tunjukkan dengan perbuatan. Ingatlah, kerja keras untuk perbaikan adalah bentuk ibadah yang tinggi di sisi Allah.
Kesimpulan: Jadilah Bagian dari Solusi
Kita harus meninggalkan mentalitas egois dan peduli hanya pada diri sendiri. Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh tanpa bimbingan atau nilai-nilai yang kuat. Mulailah membangun komunitas yang peduli, di mana setiap orang merasa memiliki tanggung jawab untuk mengasuh dan mendidik generasi berikutnya. Semoga kita semua bisa menjadi bagian dari perubahan positif dan menumbuhkan generasi muda yang kuat, bertanggung jawab, dan bermoral.
Bersama-sama, mari kita berjuang untuk masa depan yang lebih baik.