Sosial Engineering di Hotel: Kapan Keamanan Menjadi Ilusi?

Kamar hotel adalah tempat yang seharusnya aman bagi para tamunya. Namun, kenyataannya, kamar hotel justru bisa menjadi tempat yang paling tidak aman. Hal ini karena keamanan kamar hotel sering kali hanya mengandalkan pada kombinasi nomor kamar dan nama tamu.

Sosial Engineering di Hotel: Kapan Keamanan Menjadi Ilusi?
ilustrasi: Sosial Engineering di Hotel: Kapan Keamanan Menjadi Ilusi?

Artikel ini hanya untuk edukasi bukan untuk menginspirasi anda melakukan tindakan kejahatan yang melanggar UU dan peraturan pemerintah Republik Indonesia

Dalam perjalanan bisnis atau liburan, hotel sering dianggap sebagai tempat berlindung yang aman. Namun, penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa hotel, meskipun tampak aman, seringkali rentan terhadap serangan sosial engineering yang sederhana. Kondisi ini mengungkapkan celah keamanan yang sering diabaikan dalam industri perhotelan.

Kombinasi nomor kamar dan nama tamu adalah kombinasi yang sangat mudah untuk dibobol dengan teknik social engineering. Berikut adalah beberapa contoh teknik social engineering yang dapat digunakan untuk membobol keamanan kamar hotel,  Dengan menggunakan teknik-teknik social engineering tersebut, pelaku kejahatan dapat dengan mudah mendapatkan kunci kamar hotel dan memasuki kamar tanpa diketahui.

Ilusi Keamanan di Hotel

  1. Percobaan Sosial Engineering: Melalui pengalaman mengunjungi berbagai hotel di seluruh Indonesia, terungkap bahwa banyak hotel gagal dalam menguji keamanan kamar mereka. Sekitar 70% dari hotel dengan mudah memberikan kunci pengganti hanya dengan menyebutkan nomor kamar dan nama tamu, tanpa verifikasi lebih lanjut.

  2. Celotehan di Sarapan: Percakapan santai saat sarapan seringkali cukup untuk mendapatkan informasi pribadi tamu lain, seperti nama, asal negara, dan bahkan organisasi tempat mereka bekerja.

  3. Menyusup Saat Pembersihan Kamar: Kesempatan lain untuk mengeksploitasi keamanan hotel adalah saat kamar dibersihkan. Pintu yang terbuka lebar memberikan peluang bagi siapa saja untuk masuk tanpa mendapat tantangan.

Kenapa Teknik Sosial Engineering Bisa Berhasil?

  • Kurangnya Kesadaran Keamanan: Staf hotel sering kali tidak terlatih untuk mengenali tanda-tanda serangan sosial engineering.
  • Kebiasaan Layanan Pelanggan: Tuntutan memberikan layanan pelanggan terbaik seringkali membuat staf hotel mengabaikan protokol keamanan yang ketat.
  • Pengabaian Identifikasi yang Ketat: Banyak hotel tidak menerapkan prosedur verifikasi identitas yang ketat saat memberikan akses kamar kepada tamu.

Studi Kasus: Serangan siber di Marriott International

Salah satu contoh serangan siber besar-besaran yang melibatkan hotel adalah kasus peretasan Marriott International pada tahun 2018. Dalam insiden ini, informasi pribadi dari jutaan tamu terbocor, termasuk data paspor dan informasi kartu kredit.

  • Penyebab: Salah satu penyebab utama serangan ini adalah penggabungan sistem IT yang tidak aman setelah akuisisi Starwood Hotels oleh Marriott.
  • Kesalahan Keamanan: Kurangnya pengawasan keamanan dalam penggabungan sistem IT ini menciptakan celah yang dieksploitasi oleh peretas.

Studi Kasus social engineering hotel incident.

Pada tahun 2022, seorang pria di Amerika Serikat berhasil membobol kamar hotel dengan mengaku sebagai tamu yang lupa kunci. Pria tersebut kemudian mencuri uang tunai dan perhiasan dari kamar hotel tersebut.

Pada tahun 2023, sekelompok pencuri di Inggris berhasil membobol kamar hotel dengan mengaku sebagai petugas hotel yang ingin melakukan pemeriksaan. Pencuri tersebut kemudian mencuri barang-barang berharga dari kamar hotel tersebut.

Keamanan kamar hotel yang hanya mengandalkan pada kombinasi nomor kamar dan nama tamu sangatlah rentan terhadap serangan social engineering. Oleh karena itu, pihak hotel perlu meningkatkan keamanan kamar hotel dengan menerapkan prosedur yang lebih ketat, seperti:

  • Meminta kartu identitas atau paspor sebelum memberikan kunci pengganti
  • Menggunakan sistem keamanan yang lebih canggih
  • Melakukan pelatihan kepada karyawan tentang social engineering

Solusi untuk Meningkatkan Keamanan Hotel

  1. Pelatihan Staf: Melatih staf hotel tentang pentingnya keamanan dan bagaimana mengenali upaya sosial engineering.
  2. Prosedur Keamanan yang Ketat: Menerapkan prosedur keamanan yang ketat, termasuk verifikasi identitas yang benar sebelum memberikan akses ke kamar.
  3. Teknologi Keamanan: Menggunakan teknologi seperti kunci kamar elektronik yang terintegrasi dengan sistem manajemen hotel untuk memantau akses kamar.
  4. Audit Keamanan Berkala: Melakukan audit keamanan secara berkala untuk memastikan protokol keamanan dijalankan dengan baik.

Hotel, sebagai tempat peristirahatan dan bisnis, harus memprioritaskan keamanan tamu sebagaimana mereka mementingkan kenyamanan. Keamanan bukan hanya tentang kunci dan pintu yang kuat, tetapi juga tentang kesadaran, pelatihan, dan prosedur yang memadai. Di dunia di mana teknik sosial engineering semakin canggih, industri perhotelan harus beradaptasi dan memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman semacam ini. 

Pelatihan karyawan tentang social engineering dapat membantu karyawan untuk mengenali dan mencegah serangan social engineering. Pelatihan yang dapat diberikan antara lain:

  • Pengertian social engineering
  • Teknik-teknik social engineering
  • Cara untuk mencegah serangan social engineering

Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, pihak hotel dapat meningkatkan keamanan kamar hotel dan memberikan rasa aman kepada para tamunya.