Pentest dan Kesalahan Mendefinisikan Pengancam
Pentest hanya dapat menemukan kerentanan yang diketahui oleh tim pentest. Jika ada kerentanan yang belum diketahui, maka pentest tidak akan dapat menemukannya. Selain itu, pentest hanya dilakukan pada waktu tertentu, sehingga tidak dapat mendeteksi kerentanan yang muncul atau berubah setelah pentest dilakukan.

Pentest: Salah Menentukan Musuh, Hasilnya Menyesatkan
Dalam dunia keamanan siber, pentest (tes penetrasi) adalah alat penting untuk mengevaluasi keamanan sistem. Namun, kesalahan mendefinisikan pengancam atau 'threat agent' dapat menyebabkan hasil pentest yang tidak valid. Pentest yang efektif harus mempertimbangkan berbagai jenis pengancam, dari pemula hingga profesional atau bahkan negara.
Pentingnya Mendefinisikan Pengancam
1. Variasi Kemampuan Pengancam:
- Jenis pengancam dapat bervariasi, mulai dari pemula yang belajar meretas (dikenal sebagai 'script kiddies') hingga profesional keamanan siber, kompetitor bisnis, atau bahkan negara.
- Setiap pengancam memiliki keahlian, pengalaman, teknik, dan sumber daya yang berbeda, yang mempengaruhi cara mereka melakukan serangan.
2. Kesalahan Umum dalam Pentest:
- Banyak kegiatan pentest gagal mendefinisikan sumber ancaman secara spesifik. Ini mengakibatkan simulasi serangan yang tidak mencerminkan ancaman nyata di dunia siber.
Contoh Kasus: Pentest yang Tidak Realistis.
Studi kasus yang disebutkan menunjukkan bahwa salah mendefinisikan sumber ancaman dapat menyebabkan hasil pentest menjadi menyesatkan. Dalam kasus tersebut, sebuah perusahaan melakukan pentest pada sistem informasinya. Perusahaan tersebut mendefinisikan sumber ancamannya sebagai "penjahat siber profesional".
Namun, dalam pelaksanaannya, tim pentest hanya melakukan simulasi serangan dari luar perusahaan. Padahal, penjahat siber profesional dapat melakukan serangan dari dalam perusahaan, misalnya dengan menyusup ke jaringan perusahaan melalui karyawan yang tidak kompeten.
Pentest dengan Batasan: Sebagai contoh, pentest yang hanya mengizinkan serangan dari luar perusahaan tidak mencerminkan realitas serangan siber, yang sering kali melibatkan insider atau ancaman internal.
1. Perbedaan Sumber Ancaman: Seorang 'script kiddie' mungkin hanya memiliki akses ke alat-alat meretas yang tersedia umum, sedangkan kompetitor bisnis atau negara mungkin memiliki sumber daya dan perlindungan hukum yang lebih luas.
2. Dampak pada Validitas Pentest: Tidak mendefinisikan pengancam dengan tepat dapat membuat pentest kehilangan relevansi dan efektivitasnya, menghasilkan rasa aman yang palsu.
Pentingnya Pendekatan yang Holistik:
Kasus ini menunjukkan bahwa penting untuk mendefinisikan sumber ancaman dengan jelas sebelum melakukan pentest. Sumber ancaman dapat didefinisikan berdasarkan berbagai faktor, seperti pengetahuan, pengalaman, teknik, fasilitas, alat bantu, keuangan, dan "perlindungan" hukum.
Dengan mendefinisikan sumber ancaman dengan jelas, tim pentest dapat melakukan simulasi serangan yang lebih realistis dan dapat mendeteksi kerentanan yang lebih luas.
1. Memasukkan Variabel Manusia: Pentest harus memasukkan variabel manusia, termasuk potensi insider threat dan ancaman yang lebih kompleks.
2. Kesadaran akan Keterbatasan Pentest: Perusahaan harus menyadari keterbatasan pentest dan menggunakannya sebagai bagian dari strategi keamanan yang lebih luas, bukan sebagai solusi tunggal.
Untuk memahami pentingnya mendefinisikan sumber ancaman dalam pentest, kita dapat membuat analogi dengan dunia nyata. Misalnya, jika Anda ingin membangun sebuah rumah yang aman, Anda perlu mengetahui siapa yang mungkin akan menyerang rumah Anda. Apakah itu pencuri biasa, pencuri profesional, atau bahkan teroris.
Jika Anda hanya membangun rumah untuk melindungi diri dari pencuri biasa, maka Anda tidak perlu membangun rumah yang terlalu kuat. Namun, jika Anda ingin melindungi diri dari pencuri profesional atau teroris, maka Anda perlu membangun rumah yang lebih kuat.
Demikian pula, pentest perlu disesuaikan dengan sumber ancaman yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian, hasil pentest dapat lebih akurat dan dapat membantu organisasi untuk meningkatkan keamanan siber secara keseluruhan.
Mendefinisikan sumber ancaman dengan tepat adalah kunci untuk pentest yang efektif. Perusahaan harus menyadari bahwa ancaman keamanan siber dapat datang dari berbagai sumber dengan kemampuan yang berbeda. Mengadopsi pendekatan yang holistik dan realistis dalam pentest adalah langkah penting untuk memastikan keamanan sistem yang efektif. Pentest harus menjadi bagian dari strategi keamanan siber yang komprehensif, yang mencakup berbagai aspek teknis dan manusia.
Salah mendefinisikan sumber ancaman dalam pentest dapat dianalogikan dengan salah memilih lawan dalam perkelahian. Misalnya, jika Anda adalah seorang petarung yang berpengalaman, Anda akan memilih untuk melawan lawan yang lebih lemah daripada Anda. Namun, jika Anda salah memilih lawan, Anda dapat kalah dalam perkelahian. Hal ini dapat menyebabkan Anda mengalami cedera atau bahkan kematian.
Demikian pula, pentest perlu disesuaikan dengan sumber ancaman yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian, hasil pentest dapat lebih akurat dan dapat membantu organisasi untuk menghindari serangan siber.