Keamanan Data Medis: Saatnya Industri Kesehatan Tak Lagi Remehkan Ancaman Siber
Ketika berbicara tentang industri yang rentan terhadap serangan siber, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada industri keuangan dan e-dagang. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa sektor kesehatan pun tak luput dari sasaran empuk para pelaku kejahatan siber.

Seiring dengan perkembangan zaman, kita kini hidup di era digital di mana segala bentuk data menjadi aset berharga. Namun, meski di beberapa industri sudah menjadikan keamanan siber sebagai prioritas, industri kesehatan tampaknya masih tertinggal dalam hal ini. Ironisnya, data medis pasien merupakan salah satu data yang paling privasi dan krusial.
Ketika berbicara tentang industri yang rentan terhadap serangan siber, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada industri keuangan dan e-dagang. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa sektor kesehatan pun tak luput dari sasaran empuk para pelaku kejahatan siber.
Indonesia baru-baru ini terkejut dengan insiden keamanan yang melibatkan data pasien di server Kementerian Kesehatan. Bahkan, dalam forum internasional, ada klaim yang menjual sebagian besar data rekam medis pasien Indonesia. Kejadian serupa terjadi di Florida, AS, di mana data lebih dari 1,3 juta pasien Broward Health dicuri oleh pelaku kejahatan. Faktanya, serangan ini terjadi melalui vendor pihak ketiga yang mereka kontrak.
Kasus-Kasus Kebocoran Data Pasien
Pada Januari 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menjadi korban dugaan pembobolan data pasien. Data yang dicuri meliputi nama, alamat, tanggal lahir, nomor identitas, nomor jaminan sosial, dan data medis lainnya.
Pada Januari 2022, Broward Health, sebuah perusahaan penyedia layanan kesehatan di Florida, Amerika Serikat, menjadi korban serangan siber. Lebih dari 1,3 juta data pasien dicuri, termasuk nama, alamat, nomor jaminan sosial, dan data medis lainnya.
Dampak Kebocoran Data Pasien
Kebocoran data pasien dapat berdampak negatif bagi pasien, rumah sakit, dan bahkan negara.
Bagi pasien, kebocoran data dapat menimbulkan risiko penipuan, pemerasan, dan bahkan pembunuhan. Data pasien yang dicuri dapat digunakan untuk membuat kartu kredit palsu, mengajukan pinjaman, atau bahkan untuk melakukan tindakan kriminal.
Bagi rumah sakit, kebocoran data dapat menimbulkan kerugian finansial dan reputasi. Rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki sistem keamanan mereka dan untuk memberikan kompensasi kepada pasien yang terdampak.
Bagi negara, kebocoran data pasien dapat menimbulkan risiko keamanan nasional. Data pasien yang dicuri dapat digunakan oleh negara lain untuk melakukan spionase atau untuk melakukan serangan siber.
Dari dua kasus di atas, jelas bahwa industri kesehatan belum sepenuhnya mengedepankan perlindungan data pasien. Data dari CyberPeace Institute menggambarkan gambaran yang lebih besar dari ancaman yang dihadapi oleh sektor kesehatan. Dalam satu tahun saja, lebih dari 10 juta catatan medis dicuri. Informasi tersebut tidak hanya berisi data personal, tapi juga data medis yang sangat sensitif.
Mengapa Keamanan Data di Industri Kesehatan Penting?
-
Privasi Pasien: Data medis adalah informasi pribadi yang seharusnya dijaga ketat. Kehilangan atau kebocoran data ini bisa menimbulkan kerugian finansial dan bahkan kerugian emosional bagi pasien.
-
Integritas Profesi Medis: Kepercayaan pasien terhadap tenaga medis sangat penting. Kepercayaan ini bisa hilang jika data pasien tidak dijaga dengan baik.
-
Ancaman Finansial: Pelanggaran data bisa mengakibatkan kerugian finansial, baik dari sisi kompensasi kepada pasien maupun sanksi hukum yang mungkin dijatuhkan.
Solusi Ke Depan
Industri kesehatan perlu memprioritaskan keamanan siber sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Hal ini mencakup pelatihan karyawan, bekerja sama dengan vendor yang memiliki kebijakan keamanan yang ketat, serta melakukan audit keamanan berkala. Selain itu, solusi teknologi seperti enkripsi, otentikasi dua faktor, dan monitor sistem juga harus diterapkan.
Kesimpulan
Industri kesehatan harus memahami bahwa mereka kini tidak hanya bertugas menjaga kesehatan fisik pasien, tetapi juga kesehatan data pasien. Saatnya bagi industri ini untuk lebih serius dalam melindungi data dan privasi pasien dari ancaman siber yang kian meningkat.