Garmin dalam Cengkeraman WastedLocker: Menggali Dalam Serangan Ransomware yang Melumpuhkan Jaringan GPS
Pada pertengahan tahun 2020, produsen arloji pintar (smartwatch) dan fitness tracker asal Amerika Serikat, Garmin, diserang oleh ransomware bernama WastedLocker. Serangan ini menyebabkan Garmin harus menghentikan sementara layanan GPS mereka, yang berdampak pada jutaan pengguna di seluruh dunia.

Pada pertengahan tahun 2020, produsen arloji pintar (smartwatch) dan fitness tracker asal Amerika Serikat, Garmin, diserang oleh ransomware bernama WastedLocker. Serangan ini menyebabkan Garmin harus menghentikan sementara layanan GPS mereka, yang berdampak pada jutaan pengguna di seluruh dunia.
Garmin, salah satu pemimpin di dunia teknologi pelacakan menggunakan GPS, mendapati dirinya dalam situasi sulit pada pertengahan 2020. Jaringan mereka dihentikan oleh serangan ransomware yang cerdas dan mematikan, mempengaruhi jutaan pengguna di seluruh dunia. Studi kasus ini mengeksplorasi bagaimana perusahaan teknologi besar dapat menjadi korban serangan siber dan apa yang dapat kita pelajari darinya.
Serangan ransomware adalah serangan siber yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem untuk mengenkripsi data dan menuntut tebusan untuk membukanya kembali. WastedLocker adalah salah satu jenis ransomware yang paling berbahaya, karena mampu mengelabui aneka program perlindungan terhadap malware (anti-malware).
Dalam kasus Garmin, penyerang memanfaatkan kerentanan dalam sistem Garmin untuk menyusup dan menginfeksi sistem dengan WastedLocker. Setelah sistem terinfeksi, ransomware ini kemudian mengenkripsi data-data Garmin, termasuk data pengguna, data perusahaan, dan data operasional.
Kronologi Serangan:
-
23 Juli 2020: Garmin menutup seluruh layanan terkait pelacakan menggunakan GPS. Pengguna dari berbagai layanan Garmin mulai melaporkan gangguan.
-
Ransomware WastedLocker: Setelah penyelidikan, diketahui bahwa serangan berasal dari ransomware baru bernama "WastedLocker". Ini bukan hanya ransomware biasa, tetapi salah satu yang sangat cerdas, mampu mengelabui berbagai program anti-malware.
-
Dampak Luas: Tidak hanya layanan fitness tracker yang terpengaruh, layanan flyGarmin dan aplikasi Garmin Pilot juga menjadi korban. Ribuan pengguna tidak dapat mengakses data dan layanan mereka, mengakibatkan kerugian signifikan baik dalam hal finansial maupun reputasi.
Apa yang Bisa Dipelajari?
-
Persiapan adalah Kunci: Meskipun ransomware bisa sangat cerdas, persiapan yang tepat, seperti cadangan rutin dan pelatihan karyawan, dapat mengurangi dampak serangan.
-
Pentingnya Deteksi Dini: Memiliki alat pemantauan jaringan yang efektif bisa menjadi kunci untuk mendeteksi serangan sebelum menyebabkan kerusakan besar.
-
Respon yang Cepat: Setelah serangan terdeteksi, langkah selanjutnya adalah bagaimana meresponsnya. Memiliki rencana tanggap darurat siber bisa membantu perusahaan dalam menghadapi situasi semacam itu.
Mengapa Ini Bisa Terjadi?
Ransomware telah menjadi salah satu alat pilihan bagi penjahat siber karena memberikan imbalan finansial yang signifikan. Mengingat Garmin adalah perusahaan besar dengan banyak data pengguna, itu menjadikannya target yang menarik.
Selain itu, peretasan terus-menerus meningkatkan kemampuan mereka, mengembangkan ransomware yang lebih canggih yang dapat mengelabui solusi keamanan tradisional. Dalam kasus WastedLocker, kemampuannya untuk menghindari deteksi menunjukkan betapa pentingnya inovasi dalam keamanan siber.
Ada beberapa pelajaran yang dapat dipelajari dari kasus serangan ransomware Garmin:
- Organisasi harus selalu memperbarui perangkat lunak mereka. Perangkat lunak yang sudah usang rentan terhadap serangan ransomware.
- Organisasi harus memiliki rencana insiden siber. Rencana ini akan membantu organisasi untuk merespon dan pulih dari serangan ransomware dengan cepat dan efektif.
- Organisasi harus memberikan pelatihan keamanan kepada karyawan mereka. Karyawan sering kali menjadi titik lemah dalam keamanan.
Ada beberapa faktor yang memungkinkan serangan ransomware Garmin terjadi, termasuk:
- Kerentanan dalam perangkat lunak. Penyerang sering kali memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak untuk menginfeksi sistem.
- Kurang kesadaran keamanan. Karyawan sering kali menjadi titik lemah dalam keamanan.
- Kurang penerapan kontrol keamanan. Organisasi harus menerapkan berbagai kontrol keamanan, seperti firewall, deteksi intrusi, dan patch management, untuk melindungi sistem mereka dari serangan.
Kesimpulan
Serangan terhadap Garmin adalah bukti nyata bahwa tidak ada entitas yang aman dari ancaman siber. Penting bagi perusahaan untuk selalu berada di garda terdepan dalam keamanan siber, memahami ancaman terbaru, dan berinvestasi dalam teknologi dan pelatihan untuk melindungi diri dari serangan di masa depan.
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk meningkatkan keamanan organisasi dari serangan ransomware:
- Lakukan penilaian kerentanan secara berkala. Penilaian kerentanan akan membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan menutup kerentanan dalam sistem mereka.
- Gunakan solusi keamanan yang komprehensif. Solusi keamanan yang komprehensif akan membantu melindungi organisasi dari berbagai jenis serangan siber, termasuk ransomware.
- Berikan pelatihan keamanan kepada karyawan secara berkala. Pelatihan keamanan akan membantu karyawan untuk memahami risiko serangan siber dan cara untuk melindungi diri.
Dengan mengikuti rekomendasi ini, organisasi dapat meningkatkan keamanan mereka dan mengurangi risiko menjadi korban serangan ransomware.
Sumber berita: https://tekno.kompas.com/read/2020/07/25/14030027/diserang-ransomware-garmin-setop-sementara-layanan-gps